Kamis, 08 Maret 2012

Cerita Inspiratif Anak Indonesia - 4

Indonesia: The Next Tech Giant!

Eduardus Christmas – Founder, CEO, Chief Innovation Officer PT Evolitera, Jakarta

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia mulai menjadi sorotan mata dunia dalam hal web technology. Berita yang ditulis oleh TechCrunch, sebuah media massa bergengsi di Silicon Valley menunjukkan hal tersebut. Bukan bangga karena Evolitera masuk di dalamnya, melainkan karena Indonesia yang dahulu hanya dipandang sebagai “market” dari produk semacam Facebook atau Twitter, kini mulai dilirik sebagai “maker” alias produser! Hal ini diperkuat dengan mulai masuknya investor asing yang berminat mendanai beberapa start up lokal di bidang web, pertanda bahwa kualitas entrepreneur lokal mulai dilirik.

Kreativitas dan kemampuan berpikir anak Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi jelas tidak kalah mumpuni. Lihat saja murid-murid SMK yang sudah mampu membuat mobil, para juara olimpiade matematika, fisika, juara robotik internasional, dan banyak lagi. Ditambah, sekarang semakin banyak event kompetisi inovasi di bidang teknologi yang digelar berbagai institusi, baik pemerintah, institusi pendidikan, maupun perusahaan swasta.

Mimpikah Indonesia menjadi salah satu kiblat teknologi dunia? Menurut Dwi Nuryanto (2010) dengan perkembangan dunia saat ini, persaingan ideologis telah berganti menjadi persaingan inovasi antar bangsa. Yang dibutuhkan saat ini bukan lagi perdebatan ideologis dan falsafah negara, apalagi Indonesia sudah memiliki Pancasila sebagai ‘ideologi yang ideal’. Yang kita butuhkan saat ini adalah inisiatif-inisiatif dan inovasi untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada di muka bumi, baik masalah nasional maupun internasional.

Di Indonesia, sebuah negara demokrasi dengan perekonomian yang terbuka, di mana hak-hak ekonomi pribadi diakui, maka salah satu jalan yang terbuka lebar adalah inovasi yang bersumber dari orang-perorangan (atau kelompok non-pemerintah). Inovasi dihasilkan oleh sektor swasta, dibantu oleh dunia akademik (kampus). Di sinilah peran para technopreneur (entrepreneur di bidang teknologi) akan teruji, dalam memajukan bangsa ini.

Berikut adalah faktor yang mendukung berkembangnya technopreneurship dan inovasi.
Bangsa yang kreatif. Indonesia adalah bangsa dengan ragam seni budaya tinggi. Industri kreatif di negara ini sangat hidup. Tidak hanya kreatifitas kesenian, masyarakat pun dapat menyelesaikan problematika mereka dengan kreatif. Tengok saja kampung-kampung yang tidak dialiri listrik PLN namun mampu menghasilkan listrik bagi kebutuhan mereka sendiri.

Kemampuan scientific. Sebelumnya sudah saya sebutkan beberapa prestasi anak-anak bangsa yang membanggakan di kancah kompetisi science level global.
Sumber daya yang tersedia. Wilayah Indonesia yang subur dan berlimpah kekayaan alam, membuat orang bilang: “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, dan kita juga tahu betapa melimpahnya kekayaan bahan baku energi di tanah kita. Akan tetapi seringkali pertanyaan menusuk, mengapa lebih banyak bangsa asing yang menguasai kekayaan kita.

Menurut saya, kekayaan energi tidak terbatas pada batubara, gas, minyak bumi saja. Apakah garis pantai yang panjang bukan anugerah? Di garis pantai itu dapat diletakkan turbin angin penghasil listrik. Suatu investasi yang mungkin mahal, tetapi Indonesia tidak akan kekurangan energi selamanya. Biarlah negara lain mengeruk kekayaan energi kita saat ini, tetapi di masa depan Indonesia akan menjadi salah satu pusat renewable energy dunia. Teknologinya? Saya yakin mahasiswa teknik sudah bisa membuatnya!
Beban usaha yang (relatif) murah. Bayangkan jika Anda memulai sebuah perusahaan di negara-negara seperti US atau Eropa. Berapakah beban gaji dan sewa kantor yang harus ditanggung? Belum lagi Anda harus bertahan hidup tanpa gaji (atau gaji minimal) dengan biaya hidup yang tinggi ketika baru membangun usaha.
Di Indonesia, kita bisa memulai usaha dengan jauh lebih murah. OK-lah menurut peringkat IFC, negara kita kurang business friendly. Akan tetapi, hasil obrolan saya dengan beberapa entrepreneur yang sudah sukses, mereka berkata: “Kalau you mau sukses jadi kaum profesional, you musti pergi ke Amerika atau Singapura. Tapi kalau you mau kaya, ya di Indonesia ini!” Saya sepakat dengan hal ini.

Huge domestic market. Seorang technopreneur Singapura pernah mengatakan kepada saya bahwa mereka mengalami kendala ketika harus memasarkan produk mereka. Sama seperti Israel, mereka harus membuat produk-produk yang benar-benar berteknologi tinggi. Istilahnya kerennya: ground-breaking technology. Teknologi yang akan digunakan untuk membuat teknologi. Teknologi yang sangat sulit. Berbeda dengan Indonesia, RRC, atau Amerika Serikat yang dapat dengan mudah menjual produk-produk consumer technology untuk pasarnya sendiri.
Mimpikah Indonesia menjadi salah satu kiblat teknologi dunia? I believe in that dream! Semua impian tersebut akan terjadi, dengan syarat:
  1. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Korupsi telah melemahkan mental dan moralitas bangsa. Akhirnya, banyak orang cerdas yang tersingkir, tergusur oleh orang-orang haus kekuasaan dan materi.
  2. Pendidikan dengan penekanan pada budaya riset. Pendidikan seharusnya diarahkan kepada kompetensi, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, dan mendorong kreatifitas yang tinggi. Universitas berpotensi menyumbangkan teknologi yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Bahkan, para peneliti kampus sangat berpotensi menjadi entrepreneur (scientist entrepreneurship).
  3. Pembiayaan perusahaan-perusahaan start-up berbasis teknologi. Sulit rasanya jika perusahaan muda di bidang teknologi dibiayai oleh perbankan karena tidak adanya jaminan fisik serta tingginya resiko usaha. Oleh karena itu, pembiayaan tipe modal ventura atau venture capital perlu dibangun dengan benar.
Saat ini sudah bukan masanya berbangga diri dengan natural resource yang kaya. Indonesia di masa mendatang akan bangga karena tingkat kompetensi human resource–nya yang tinggi. Kreatifitas dan kemampuan (kapabilitas) anak muda Indonesia, jika digabungkan dengan semangat technopreneurship, maka akan menjadi kekuatan-kekuatan dahsyat bangsa ini. Akan lahir General Electric-General Electric baru, Ford-Ford baru, Google-Google baru, Facebook-Twitter baru, yang didirikan oleh anak bangsa Indonesia, dengan teknologi yang setara dengan produksi negara maju di masa mendatang!
Pada akhirnya, saya teringat sebuah pesan yang didengungkan oleh Bung Karno hampir setengah abad yang lalu:
Engkau bisa memberi apa kepada Ibu Pertiwi? Engkau bisa memberi mawar? Berilah mawar kepada Ibu Pertiwi. Engkau bisa memberi melur? Berilah melur pada Ibu Pertiwi. Engkau bisa memberi cempaka? Berilah cempaka pada Ibu Pertiwi.” (Soekarno, 1959).
Satu hal yg perlu saya garis bawahi, bahwa Indonesia adalah negara merdeka, di mana kita semua berkesempatan utk menjadi Tuan-Tuan di negara kita sendiri. Jangan sampai kita berpuas diri menjadi sebuah bangsa yang merdeka. Percayalah, kita akan menjadi bangsa yang maju!
Hanya kaum muda terpelajar yg bisa memutuskan nasib bangsa ini.
MERDEKA!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar