All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them – Walt Disney
Saya adalah orang yang selalu percaya bahwa tidak ada yang namanya batas
dalam bermimpi. Bahkan dulu ketika kecil, kita diajarkan “gantungkan
mimpimu setinggi langit”. Tapi sekarang? Don’t say that limit is the sky, the human’s footprint is already there. Artinya sudah ada manusia yang berhasil menembus langit, jadi nggak ada yang nggak mungkin kan? Saya dan teman saya yang hebat Anggi Gayatri membuat mimpi itu nyata.
Alhamdulillah, Kali ini saya transit di terminal SNBC dan meraih kemenangan. Saya ditemani oleh seorang perempuan yang sangat smart dan energic dalam event kali ini. Saya tidak salah memilih teman untuk mengembangkan ide bisnis ini.
Dari sekian banyak paper Business Plan yang masuk di panitia, tentunya para juri sangat susah untuk menentukan 5 finalis terbaik untuk mempresentaikan ide bisnis di hadapan mereka, investor dan banyak entrepreneur terkemuka di negeri ini. 5 Finalis yang hebat- hebat itu adalah:
- Bakpia Belang, Sebuah Karya dari Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memanfaatkan Tepung dari Belalang dalam pembuatan Bakpia.
- Rumah Keong, Ide Bisnis Sosial dari Mahasiswa Universitas Bakrie yang memanfaatkan hama terbesar pertanian untuk diolah sebagai varian kuliner yang lezat dan bergizi.
- Pupuk Cengok, Gagasan yang luar biasa dari Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada yang memanfaatkan hama eceng gondok dalam pembuatan pupuk.
- Clarity, Bisnis kreatif dari Mahasiswa Universitas Indonesia yang memanfaatkan kerang laut untuk dijadikan accecoris yang cantik dan menarik.
- Bintang Laut Cigorondong, Sebuah karya Mahasiswa Universitas Bakrie yang memanfaatkan rumput laut untuk dijadikan varian kuliner seperti dodol, manisan, dll.
We Are The Champion
We Are The Sociopreneur
RUMAH KEONG Menjadi Ide Bisnis Sosial Terbaik!
Populasi
keong mas yang begitu besar yang berada di wilayah persawahan Provinsi
Gorontalo bahkan mencapai 1000 – 1500 butir telur keong mas di setiap satu
hektar sawah menjadi kendala para petani dalam memaksimalkan kuantitas dan
kualitas hasil pertanian, padahal potensi agraris Gorontalo sangatlah besar
terlebih sebagai penghasil jagung dan padi. Sementara penggunaan pestisida
bukan merupakan solusi yang tepat sasaran karena tidak mengurangi populasi
keong mas secara signifikan dan berdampak negatif terhadap kualitas dan
ketahanan tanaman.
Keberadaan populasi keong mas dan telurnya
yang melimpah ini dapat menjadi sumber makanan baru bagi masyarakat Gorontalo
mengingat kandungan protein tinggi yang dimiliki. Meski beberapa masyarakat
pernah mengkonsumsi daging keong mas, dibutuhkan pihak yang dapat mengolah
daging dan telur keong mas menjadi varian kuliner yang lezat sehingga dapat
menjadi menu kuliner baru bagi masyarakat.
Rumah Keong dengan tagline Moopiyohu,
Olamita wawu Onafa ati liyo (enak,
sehat dan bergizi) siap untuk mengolah telur dan daging keong mas menjadi
varian kuliner yang akan menjadi menu kuliner baru bagi masyarakat, seperti
pukis, abon, kerupuk, sate, dan sup. Hingga kini kuliner masih menjadi sektor
usaha yang memberikan potensi keuntungan yang besar selama potensi pasar atas
kuliner tersebut pun besar. Varian kuliner Rumah
Keong dengan rasa lezat, kandungan protein yang tinggi, dan harga
terjangkau berkisar Rp500,- hingga Rp3.000,- menciptakan masyarakat Gorontalo
sebagai potensi pasar yang besar.
Konsep
kerjasama dengan pemilik sawah dan petani di Gorontalo dalam penyediaan bahan
baku keong mas serta istri atau keluarga petani dalam proses produksi akan
mendorong masyarakat mendukung perkembangan usaha Rumah Keong. Selain itu sistem bagi hasil keuntungan bagi pengurus Rumah Keong atau pegawai produksi yang
berasal dari istri atau keluarga petani akan menambah kesadaran kepemilikan
para pengurus usaha dan meningkatkan kinerja serta dedikasi terhadap Rumah Keong.
Pengembagan
Rumah Keong baik dari segi kualitas
dan kuantitas produk yang dihasilkan, usaha ini juga akan membentuk suatu
komunitas Rumah Keong yang anggotanya
terdiri dari petani, pemilik sawah, pengurus (pegawai) Rumah Keong, dan masyarakat
Gorontalo dengan tujuan bekerja sama
mendukung pemanfaatan telur dan daging keong mas sebagai bahan baku makanan
sekaligus mengurangi populasi hama persawahan dan menyediakan ladang usaha bagi wanita pedesaan.